Jamur Laut Pemakan Plastik Ditemukan, Harapan Baru Bagi Lautan Dunia !!!
RBN.CO.ID-Para ilmuwan dari Royal Netherlands Institute for Sea Research (NIOZ) menemukan makhluk laut yang bisa menjadi harapan baru bagi lingkungan yakni jamur laut disebut Parengyodontium album. Jamur ini mampu memakan dan menguraikan plastik polietilena, jenis plastik yang umum digunakan pada botol air, kantong belanja, dan berbagai kemasan sehari-hari.
Plastik polietilena dikenal sangat sulit terurai karena strukturnya yang stabil. Namun, jamur laut ini hidup menempel di permukaan plastik dan melepaskan enzim khusus yang memutus rantai panjang molekul plastik menjadi potongan kecil seperti asam lemak. Potongan itu kemudian diserap dan digunakan jamur sebagai sumber energi untuk bertahan hidup.
Para peneliti memastikan bahwa karbon dari plastik benar-benar terserap ke dalam jaringan jamur, bukan sekadar rusak di permukaannya. Dalam uji laboratorium menggunakan air laut buatan dengan kondisi menyerupai laut asli, berat plastik berkurang nyata setelah beberapa minggu.
Penelitian yang diterbitkan di jurnal Science Advances (2023) ini menunjukkan bahwa jamur Parengyodontium album dapat menjadi solusi alami untuk membantu mengurai sampah plastik di laut, yang selama ini menjadi ancaman besar bagi ekosistem laut di seluruh dunia.
Jamur laut Parengyodontium album hidup berdampingan dengan mikroba laut lainnya dalam lapisan tipis di permukaan sampah plastik di lautan. Para ahli mikrobiologi laut dari Royal Netherlands Institute for Sea Research (NIOZ) menemukan bahwa jamur ini mampu menguraikan partikel plastik jenis polietilena (PE) jenis plastik yang paling banyak ditemukan di laut.
Para peneliti NIOZ bekerja sama dengan kolega dari Universitas Utrecht, The Ocean Cleanup Foundation, serta lembaga penelitian di Paris, Kopenhagen, dan St. Gallen, Swiss. Dengan temuan ini, P. album kini bergabung dalam daftar yang sangat pendek jamur laut yang diketahui dapat menguraikan plastik,sejauh ini baru empat spesies jamur yang ditemukan memiliki kemampuan tersebut. Sebelumnya, sejumlah bakteri laut sudah diketahui dapat melakukan hal serupa.
•Melacak proses penguraian secara akurat
Para peneliti mencari mikroba pengurai plastik di wilayah-wilayah dengan tingkat polusi plastik tertinggi di Samudra Pasifik Utara. Dari sampah plastik yang dikumpulkan, mereka berhasil mengisolasi jamur laut tersebut dan menumbuhkannya di laboratorium pada plastik khusus yang mengandung karbon berlabel isotop 13C.
Sebagaimana disampaikan penulis utama, Annika Vaksmaa dari NIOZ, bahwa dalam artikel resmi nya menjelaskan:
"Isotop 13C ini tetap dapat dilacak di dalam rantai makanan. Ini seperti label yang memungkinkan kami mengikuti ke mana karbon bergerak. Dengan begitu, kami bisa menelusuri hasil degradasinya."kata nya.
•Vaksmaa mengungkapkan kegembiraannya atas penemuan ini:
"Yang membuat penelitian ini luar biasa secara ilmiah adalah kami dapat mengukur secara kuantitatif proses penguraian plastik tersebut."Ungkapnya.
Di laboratorium, Vaksmaa dan timnya mengamati bahwa proses penguraian PE oleh P. album terjadi dengan kecepatan sekitar 0,05 persen per hari.Ia selanjutnya menambahkan,
"Hasil pengukuran kami juga menunjukkan bahwa jamur ini tidak banyak menggunakan karbon dari PE untuk pertumbuhannya. Sebagian besar PE yang diuraikan oleh P. album diubah menjadi karbon dioksida (CO2), yang kemudian dilepaskan kembali oleh jamur."jelasnya.
Meskipun CO2merupakan gas rumah kaca, Vaksmaa menegaskan bahwa jumlah yang dilepaskan sangat kecil, setara dengan jumlah CO² yang dihasilkan manusia sa'at bernapas, sehingga tidak menimbulkan masalah lingkungan baru.
Author : Taer
Editor : Dewi Sari.
Source : NIOZ
https://www.nioz.nl/en/news/fungus-breaks-down-ocean-plastic?utm_source=chatgpt.com