Delman Moda Transfortasi Tradisional Sang Legendaris, Tetap Bertahan Di Tengah Gerusan Perkembangan Zaman
TANGERANG ||RBN.CO.ID – Dentuman klakson kendaraan bermotor berpacu dengan deru mesin di jalanan Kota Tangerang. Namun, masih ada pemandangan unik di sela hiruk- pikuk itu, suara derap kaki kuda dan denting lonceng kecil dari delman masih setia mengisi ruang kota bahkan masih asa ditemui di hampir pelosok desa.
Bagi sebagian orang, delman atau sado hanyalah alat transportasi lawas yang perlahan tersisih oleh modernisasi. Tetapi bagi para kusir, ia adalah sumber penghidupan sekaligus warisan budaya yang tak ternilai.
“Sudah puluhan tahun saya narik delman. Walau sekarang orang lebih sering naik ojol, masih ada saja yang mencari delman, apalagi kalau akhir pekan,” tutur Pak Sarman (56), seorang kusir yang biasa mangkal di sekitar jembatan luhur hingga sekitaran Tj.Kait Kab. Tangerang (16/9/25).
Anak-anak hingga wisatawan kerap memilih delman bukan semata untuk berpergian, melainkan untuk merasakan pengalaman berbeda,menikmati angin sepoi-sepoi sambil menyusuri jalan dengan ritme langkah kuda.Seperti pada sepanjang jalan menyusur pantura karang serang-sukadiri kab.tangerang yang berkesan bagi sekian orang.
Delman juga menjadi saksi perjalanan kota, dari era ketika jalan masih lengang hingga kini penuh sesak oleh lalu lintas. Di tengah gempuran transportasi daring dan moda cepat lainnya, keberadaan delman seakan menjadi pengingat bahwa tradisi tetap bisa bertahan, meski zaman terus berubah.
“Selama kuda masih kuat, dan masih ada orang yang mau naik, saya akan tetap narik delman. Ini bukan hanya kerjaan, tapi juga cara menjaga tradisi,” ucap Sarman sembari membelai kudanya.
Delman di Tangerang kini tak sekadar alat transportasi, tetapi juga simbol keteguhan budaya yang mampu berdampingan dengan modernitas.
(Dewi Sari)
